Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini tumbuh dengan sangat pesat sehingga banyak penemuan-penemuan yang membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Telah banyak industri yang didirikan oleh perusahaan-perusahaan baik berskala kecil hingga berskala besar yang hasilnya dapat kita nikmati sekarang. Akan tetapi diluar dari semua itu dampak yang ditimbulkan dari industri, kendaranan bermotor serta pabrik-pabrik yang bahan bakarnya masih menggunakan bahan bakar fosil sangat berpengaruh pada kualitas udara di atmosfir kita. Ditambah lagi dengan bencana alam seperti letusan gunung berapi yang menghasilkan semburan belerang (sulfur) ke atmosfir bumi.
Semua itu dapat menyebabkan pencemaran udara, salah satu dampak yang paling banyak dirasakan sekarang adalah terjadinya hujan asam. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering. (Kanti Laras, 2006).
Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara. Daerah yang mengalami deposisi kering biasanya mempunyai ciri lalu lintas yang padat serta udara yang tercemar dari pabrik. Sedangkan deposisi basah terjadi apabila Partikel-partikel pencemar (SO2 dan NOx) yang ada di udara ikut larut ke dalam butir-butir air di awan, jika kemudian turun hujan dari awan itu, air hujannya akan bersifat asam.
Dampak dari terjadinya deposisi asam adalah dapat memepercepat pengrusakan dari berbagai material seperti batu kapur (semen), besi (tulangan), marmer (dinding bangunan) , dinding beton serta logam (rangka bangunan dan jembatan). Ancaman serius juga dapat terjadi pada bangunan tua seperti monument termasuk candi dan patung.
Hal yang dapat mempengaruhi kekuatan beton akibat hujan asam, dimana dalam beton tersebut terdapat semen yang memiliki kandungan utama yaitu kapur, silica, aluminium dan kalsium hidroksida. Jika konstruksi beton terkena bahan kimia seperti asam dimana salah satunya adalah asam sulfat (H2SO4) yang ada di dalam air atau tanah maka unsur kapur (CaO) dan kalsium hidroksida (Ca(OH2)) yang terdapat didalam semen akan bereaksi dengan asam sulfat yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada beton.