BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseIuruh dunia, hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada di antara 4 (empat) sistem tektonik yang aktif. Yaitu tapal batas lempeng Eurasia, lempeng Indo- Australia, lempeng Filipina dan lempeng Pasifik.
Di samping itu Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia sehingga selain rawan terhadap gempa juga rawan terhadap tsunami. Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah pemukiman.
Gempa bumi 27 Mei 2006 telah memporak-porandakan daerah istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Gempa bumi dengan kekuatan 6,3 Skala Richter tersebut terjadi pada pagi hari pukul 06.55, dengan durasi 52 detik. Karena gempa berasal dari kedalaman yang relatif dangkal yaitu 33 km di bawah permukaan tanah, maka goncangan di permukaan bumi lebih dahsyat dari pada gempa yang terjadi pada lapisan yang lebih dalam. Maka terjadi kerusakan yang cukup besar khususnya Kabupaten Bantul di Propinsi Yogyakarta dan Kabupaten
Klaten di Propinsi Jawa Tengah. Gempa tersebut telah mengakibatkan lebih dari 5000 jiwa meninggal dan 3700 orang luka-luka.
Pengetahuan tentang gempa bumi penting bagi masyarakat agar masyarakat memahami akibatnya dan membangun rumah yang tahan gempa untuk mengurangi risiko ketika getaran gempa menerpa bangunan. Pada pembahasan kali ini akan lebih ditekankan pada kajian perencanaan struktur atap terhadap gempa.
BAB II
GEMPA BUMI
- Pengertian Gempa Bumi
‘Gempa Bumi’ Merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu relatif singkat.
Menurut
‘Teori Pelat Tektonik’, para ahli geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang mengambang, dimana masing-masing lempengan tersebut bergerak pada arah yang berlainan sehingga tabrakan/tumbukan antara dua atau lebih dari lempengan tersebut tidak dapat dihindari, dimana lempeng yang kuat akan melengkung ke atas, itulah peristiwa terjadinya ‘
pegunungan’, sedangkan lempeng yang lemah akan terdesak ke bawah atau patah, peristiwa terjadi ‘
jurang’.
Pada peristiwa tabrakan/tumbukan tersebut akan terjadinya gesekan antara dua atau lebih lempengan yang mengakibatkan adanya pelepasan ‘energi’ yang besar sekali, yang berpengaruh pada daerah-daerah yang lemah pada lempengan tersebut. Bila daerah lemah berada di daerah puncak, akan terjadi
‘letusan gunung api’ yang diawali dengan adanya
‘gempa vulkanik’. Pada daerah di bawah, bila terjadi patahan pada lempengan, akan terjadi peristiwa
‘gempa tektonik’.
Gempa bumi merupakan gerakan atau pergeseran lempeng bumi dan menyebabkan terjadinya gempa dislokasi (sesar). Gempa pada permukaan bumi dapat dibagi atas :
- Getaran tanah oleh gelombang seismik
- Pergeseran bumi (sesar) oleh retakan, longsor, penurunan permukaan tanah dan sebagainya
- Mencairnya bagian bumi tertentu sehingga menghilangkan kestabilannya. Jika di permukaan bumi terdapat bangunan, maka bangunan dapat mengalami kerusakan oleh getaran bumi. Akibatnya gedung dapat runtuh, bendungan roboh, pipa air dan gas patah (yang mengakibatkan kerusakan sekunder, yaitu banjir dan kebakaran). Getaran tanah oleh gempa bumi dapat digolongkan menjadi :
- Getaran tanah yang merupakan goncangan tunggal yang terjadi pada keadaan tanah yang keras, dimana jarak episentral dan kedalaman pusat gempa agak kecil. Getaran tanah berarah seragam, dengan frekuensi di bawah 0.2 detik dan amplitudo (simpangan getar) agak kecil beberapa sentimeter saja)
- Getaran tanah sedang dengan lama 20-30 detik dan arah tidak teratur. Getaran tanah berfrekuensi sangat tidak merata diantara 0.05-6 detik dengan amplitudo lumayan besar (kurang lebih hingga 20 cm) getaran ini merupakan jenis yang paling umum.
- Getaran tanah lambat dengan lama sampai 5 menit dan arah agak seragam, terjadi pada keadaan tanah yang agak lunak. Amplitudo getaran tanah ini agak besar (hingga 30 cm).
2. Pembagian Daerah Gempa SNI 1726-2002
Peraturan gempa Indonesia yang baru, SNI 1726-2002, membagi Indonesia dalam 6 wilayah gempa, dimana wilayah gempa 6 merupakan daerah dengan resiko gempa sangat tinggi.
Keterangan:Wilayah 1 : 0,03
g : Palangkaraya, Banjarmasin, MeraukeWilayah 2 : 0,10
g : Pekanbaru, Jambi, Palembang, Makassar, Kendari, Samarinda, Surabaya Wilayah 3 : 0,15
g :
Medan, Solo, Jakarta, YogjakartaWilayah 4 : 0,20
g :
Banda Aceh, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cilacap, Blitar, Malang, Denpasar, Mataram, Ambon, Palu, Ternate, Sorong, Monokwari, Tual.Wilayah 5 : 0,25
g : Padang, Kupang, Manado, Biak, JayapuraWilayah 6 : 0.30
g : Bengkulu, Bandar Lampung, Secara umum, gempa bumi dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan faktor utama penyebab terjadinya gempa tersebut, yaitu:
- Gempa Tektonik.
Ini merupakan tipe gempa yang paling sering terjadi dan yang paling banyak menimbulkan kerusakan bahkan korban jiwa. Gempa ini terjadi akibat dari pergerakan lempeng tektonik bumi yang terjadi secara tiba-tiba, sehingga menimbulkan getaran hingga dipermukaan bumi. Pada gempa tektonik, tidak semua bagian pada permukaan bumi ini berpotensi terjadi gempa tersebut, melainkan lebih sering terjadi pada daerah atau wilayah pertemuan antara lempeng tektonik bumi baik didarat ataupun dilautan. Lempeng tektonik bumi memang selalu berberak (30mm - 70mm per tahun) dan apabila lapisan batuan atau tanah yang terdapat pada kerak bumi sudah tidak dapat menahan pergerakan tersebut, maka akan terjadi slip dan patahan sehingga energi yang besar akibat tumbukan dari lempeng tersebut terlepas secara tiba-tiba. Akibat dari hal tersebut akan terjadi getaran hingga kepermukaan bumi, dan apabila getaran tersebut terjadi dalam sekala besar, maka dampaknya akan sangat merusak terutama pada bangunan-bangunan dan juga dapat menimbulkan korban jiwa. Dan ada efek lain yang dampaknya juga sangat besar dari gempa type ini, yaitu
Tsunami. Apabila gempa ini terjadi dilautan, pergerakan tanah yang terjadi secara tiba-tiba didasar laut dapat menyebabkan air laut bergejolak dan menimbulkan gelombang besar dipantai yang dapat memiliki ketinggian hingga puluhan meter.
- Gempa Vulkanik.
Sesuai dengan namanya, gempa ini terjadi akibat dari aktivitas gunung berapi, walaupun hal ini jarang terjadi dan apabila terjadi skala dari gempa ini tidak sebesar gempa tektonik. Apabila sebuah gunung berapi mengalami peningkatan aktivitas hingga terjadi letusan, pergerakan magma pada perut bumi disekitar gunung tersebut akan mengalami peningkatan dan hal inilah yang menyebabkan getaran-getaran pada tanah yang disebut gempa vulkanik. Seperti halnya gempa tektonik, gempa ini dapat terjadi hanya dibeberapa bagian bumi yang disekitarnya terdapat gunung berapi aktif (daerah ring of fire).
- Gempa longsoran.
Gempa bumi ini terjadi apabila terjadi longsoran tanah atau tebing didaerah pegunungan atau perbukitan dan sangat jarang terjadi. Walaupun skala gempa ini kecil, namun gempa ini dapat terjadi di daerah manapun yang wilayahnya berbukit dan memiliki struktur tanah yang labil. Tsunami juga dapat terjadi akibat dari gempa ini, yaitu apabila longsoran dari gunung, bukit ataupun tebing terjadi dilaut. Hal ini pernah terjadi di Indonesia saat gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Letusan gunung tersebut sangat besar sehingga mengakibatkan longsoran yang besar dari gunung tersebut. Karena gunung tersebut berada ditengah laut, maka material longsoran tersebut jatuh ke laut dan mengakibatkan air laut bergejolak dan menimbulkan tsunami setinggi 30-36 meter dipesisir Jawa bagian barat dan Sumatra bagian selatan dan tercatat lebih dari 30.000 nyawa manusia melayang akibat bencana tersebut.
- Gempa Tumbukan.
Batu meteor besar yang jatuh di daratan di permukaan bumi juga dapat menimbulkan gempa bumi. Hal ini sangat jarang terjadi dan apabila memang terjadi, efek kerusakan yang ditimbulkan dapat sangat besar tergantung dari besar batu meteor yang jatuh tersebut.
BAB III
STRUKTUR RANGKA ATAP KAYU PADA RUMAH TAHAN GEMPA
A. KAJIAN TEORI STRUKTUR ATAP KAYU PADA RUMAH TAHAN GEMPA
- Struktur Kuda-Kuda Atap
Struktur adalah susunan atau
pengaturan bagian-bagian gedung yang
menerima beban atau konstruksi utama dari
bangunan tanpa mempedulikan apakah
konstruksi tersebut kelihatan atau tidak kelihatan. Struktur bangunan umumnya terdiri atas konstruksi pondasi, dinding, kolom, pelat lantai, dan kuda-kuda atap. Kuda-kuda atap adalah konstruksi (salah satu contoh; kayu) yang terdiri dari balok melintang (yang menerima gaya tarik), balok sebagai penopang atau tiang (yang menerima gaya tekan) guna menyangga dari gording dan kasau serta pelapis atap.
Walaupun atap itu ringan, pengaruh luar terhadap konstruksi dan penutupnya baik terhadap suhu (sinar matahari), cuaca (air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhahap gaya horizontal (angin dan gempa) dan kebakaran harus tetap dijamin. ada konstruksi atap terdapat bahan bangunan utama seperti salah satu contohnya;
kuda-kuda kayu. sedangkan sebagai bahan penutup adalah genting flam, genting pres, sirap, seng gelombang, serta genting atau pelat semen berserat. Konstruksi yang dipilih maupun bahan penutup akan mempengaruhi atau menentukan kemiringan atap
- Filosofi Bangunan Tahan Gempa
Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb). Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen nonstrukturalnya akan tetapi komponen structural tidak boleh rusak
B. PENGETAHUAN KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN STRUKTUR ATAP
- Pengenalan Jenis Kayu
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan atas suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan dari keindahan. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui sifat-sifat kayu, dalam hal ini kayu akan digunakan sebagai material pembuatan kuda-kuda konstruksi atap. Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat umum, yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut antara lain ;
- Kayu merupakan sumber kekayaan alam biasa digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi atap.
- Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain. Dengan kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi barang lain Kayu tidak mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain.misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi. Sifat-sifat seperti ini tidak dipunyai oleh bahan–bahan baja, beton, atau bahanbahan lain yang bisa dibuat oleh manusia. Konstruksi atap kayu mempunyai sifat-sifat yang menarik, meskipun ada juga rintangannya karena tradisi tukang kayu. Sifat-sifat yang menguntungkan itu ialah :
- Bobotnya yang ringan, sehingga menentukan beban pada konstruksi atap.
- Kekuatannya terhadap gaya tarik, gaya tekan dan momen lengkung.
- Harganya yang hemat dan murah, kemungkinan mendapatkan dan mengangkutnya dengan cepat.
- Ringan dan sekaligus tepatnya dalam pengerjaan dengan mesin dan alat sederhana.
- Dalam beberapa keadaan, kelemahan kayu sebagai bahan bangunan antara lain Mudahnya terbakar,
- Kecenderungannya berubah bentuk (mengembang, menyusut, melengkung, dan retak-retak karena pengeringan), Mudahnya kena pembusukan dan serangan hama.
Tetapi di samping itu sudah didapat cara dan jalan mengurangi dan mengatasi kekurangan/kelemahan ini memalui perawatan dan pengerjaan kayu secara khusus. Untuk mengenal dan menentukan suatu jenis kayu, dapat dilihat dengan memperhatikan sifat-sifat kayu seperti kulit, warna kayu teras, arah serat dan sebagainya. Dan jenis kayu yang biasa digunakan untuk konstruksi atap kayu adalah jenis kayu kamfer, jati, bengkirai, keruing.
b. Bagian-Bagian dari Atap
a. Nama Bagian dari Atap
- Bubungan ialah sisi atap yang teratas. Selalu dalam kedudukan datar kebanyakan juga menentukan arah bangunan.
- Tiris atap atau bagian atap terbawah, menentukan sisi atap yang datar.
- Garis penahan atap, pada tambahan kasau miring atau pada atap Mansard, garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Harus sejajar dengan garis atap tiris atap. Jadi juga datar.
- Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap sudut bangunan ke luar.
- Jurai dalam, ialah bagian yang tajam pada atap, juga berjalan dari garis tipis atap sampai bubungan, pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke dalam.
- Titik pertemuan jurai dan bubungan, tempat bertemunya tiga bidang atap atau lebih. Bubungan penghubung miring, garis jurai pada bidang-bidang atap yang bertemu. Terjadi pada bangunan, yang tinggi bubungannya berbeda letaknya. Menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
b. Jenis-jenis Pelapis AtapPelapis atap sangat berperan penting bagi struktur atap, guna pelapis atap atau kulit pelindung kuda-kuda atap dan isi rumah di dalam bangunannya. Pelindung terhadap hujan, sinar matahari, panas dan cuaca lainnya. Jenis pelapis atap yang bisa digunakan :
- Atap Rumbia
- Atap Sirap
- Atap Genting Flam
- Atap Genting pres
- Atap Genting Beton
- Atap Asbes semen
- Atap Seng
- Atap Seng Gelombang
- Atap Datar Kertas aspal
c. Atap Sebagai Komponen Bangunan
1. Fungsi Konstruksi AtapArti dan fungsi konstruksi atap ialah
sebagai pelindung manusia terhadap cuaca.
Dinding dapat ditinggikan. Tetapi tidak
mungkin menghapuskan atap, kenapa kita
kehilangan tujuan suatu bangunan. Sebuah
bangunan dibagi-bagi oleh atap menjadi
rumah, menjadi bagian rumah, menjadi volume
yang jelas, menjadi kesatuan yang dapat
diidentifikasi. Atap memiliki fungsi yaitu
sebagai berikut:
- Melindungi bangunan dari sinar panas matahari atau pun cuaca.
- Mencegah masuknya debu atau air hujan sekaligus sebagai penyejuk udara secara alamiah
- Menyediakan tempat teduh, segar, dan nyaman
- Perlindungan bagi penghuninya.Atap miring berfungsi utama sebagai penerus air hujan, Oleh karena itu kemiringan atap ini tergantung jenis penutup atap yang dipakai. Seng dan
penutup atap lembaran lainnya dapat digunakan dengan kemiringan yang rendah karena tidak khawatir terjadinya air meluap balik. Sedangkan penutup atap jenis kecil seperti genteng dan sirap mempunyai kemiringan yang tinggi untuk mengalirkan air hujan. Bentuk atap miring ini terdiri dari beberapa macam antara lain pelana, limas ataupun tajuk. Bentuk-bentuk ini dapat dikombinasikan sehinga membentuk bentukan yang unik. Pemilihan bentuk juga harus dikaitkan dengan system lain termasuk penghawaan dan pencayaan bangunan
.2. Sistem Konstruksi Atap Konstruksi atap berdasarkan pada struktur
bangunan yang dipilih. Hubungan timbal-balik
antara konstruksi atap dengan dinding atau
kolom yang menerima beban (struktur
bangunan primer) membentuk ruang di dalam
bangunan.
Konstruksi atap pada struktur bangunan massif
dan sebagai pembentuk ruang di dalamnya.
Konstruksi atap pada struktur bangunan rangka
dan sebagai pembentuk ruang di dalamnya.
Tiga bagian utama dalam menentukan terhadap
perletakan bangunan yang tepat :
Radiasi matahari (sinar cahaya dan sinar
panas)
Tindakan perlindungan
Arah dan kakuatan angin serta topografi.
Struktur pada dinding atau ruangan
struktur massif
bearing wall structure / struktur dinding
pemikul.
Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang dan dinding struktur : beban-beban di atas (misal atap) disalurkan ke pondasi melalui dinding. Dapat terjadi bila penyebaran beban dari atas disalurkan melalui dinding (elemen di atas ditumpu pada seluruh bidang dinding). Struktur Rangka Non bearing wall structure/ struktur dinding bukan pemikul.
Fungsi dinding sebagai pembatas ruang, bukan fungsi struktur Fungsi kolom (kolom structure) sebagai penyalur beban dari atas (atap) ke pondasi – ke tanah Fungsi balok ring (ring balk) dan balok sloff sebagai pengikat kolom Fungsi kolom praktis (bila ada) sebagai kolom perkuatan dinding (bukan fungsi struktur)
3. Konstruksi kuda-kuda kayu Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya merupakan suatu konstruksi penyanggah atau pendukung utama dari atap. Konstruksi kuda-kuda kayu mempunyai syarat tidak boleh berubah bentuk, terutama jika sudah berfungsi. Beban-beban atap yang harus diterima konstruksi kuda-kuda kayu melalui gording-gording yang sedapat mungkin disalurkan / diterima tepat pada titik buhul. Dengan demikian rangka batang dapat bekerja sesuai dengan perhitungan besarnya gaya batang dan juga batang tersebut tidak terjadi tegangan lentur melainkan hanya terdapat tegangan normal tekan dan tarik.
4. Struktur Rangka Atap Kuda-Kuda KayuKuda-kuda kayu adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang dirakit dan dibentuk sehingga membentuk segitiga sama kaki. Kuda-kuda diletakkan pada beton ring balk bersudut tertentu dengan fungsi sebagai pembentuk model atap bangunan, tumpuan balok gording, rangka atap kaso, reng dan atap genteng. Struktur rangka dibuat dari kayu atau sebagai struktur atap primer yang menyalurkan beban atap maupun beban angin kepada tumpuan (pelat dinding atau kolom masing-masing).
C. ANALISA TERHADAP STRUKTUR ATAP RUMAH TAHAN GEMPA
1. Analisa Kerusakan pada Rumah yang Terkena Gempa
Struktur pada Dinding Sebagian besar rumah yang mengalami kerusakan berat / parah berada pada daerah
yang masih jauh dari modern, dimana rumah-rumahnya kebanyakan masih tradisional, memiliki ketebalan dinding 2x lipat dari dinding ½ bata, untuk daerah dibawah ini dinding menggunakan pasangan batu belah dengan campuran perekat masih menggunakan batu kapur, dan kemungkinan ada yang belum menggunakan perekat semen sehingga dapat diperkiran ketahanan terhadap gerakan tanah.
2. Perkuatan Sambungan pada Kuda-Kuda Sederhana Rumah Tahan Gempa
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan untuk membuat struktur atap yang tahan gempa
adalah membuat seluruh elemen rumah menjadi satu Elemen kuda-kuda kayu pada prinsipnya sama saja dengan elemen bangunan beton. Elemen bangunan terdiri atas elemen vertikal dan horizontal. Agar bangunan dapat bekerja dengan baik, elemen yang paling penting adalah sambungan.
Gbr.Detail sambungan kuda-kuda kayu
( Sumber. Analisa Tim dan Pedoman teknis pembangunan rumah tahan gempa ) Pada sambungan di section ini, antara batang kuda-kuda diikat dengan kuat. Hal ini agar struktur dapat menahan gerakan secara horizontal maupun vertikal. Selain batang diikat dengan sambungan kayu yang dipaku dengan pen kayu, batang juga diikat dengan baut yang melingkar sambungan dan dikunci dengan plat jepit besi agar batang terikat kuat sehingga apabila bergeser maka bergeser secara bersama-sama.
Gbr.Detail kuda-kuda kayu
( Sumber. Analisa Tim dan Pedoman teknis pembangunan rumah tahan gempa )Pada sambungan di section ini, sama seperti di sambungan sebelumnya antara batang kuda-kuda diikat dengan kuat. Ditambah dengan balok pengunci sebagai pengunci batang tarik dan batang tekan, pada balok pengunci dan batang tarik sambungan menggunakan sambungan bibir berkait. Dan diperkuat dengan baut berjumlah 4 dengan diameter minimal 12 mm. Kemudian untuk mengikat antar batang jadi satu kesatuan ikatan, maka seperti sambungan sebelumnya antar batang dijepit dengan plat jepit besi secara vertical maupun horisontal.
Gambar Sambungan
Pada sambungan di section ini, sama seperti sambungan di section lainnya, antara batang kuda-kuda diikat dengan kuat. Selain batang diikat dengan sambungan kayu yang dipaku dengan pen kayu, batang juga diikat dengan plat jepit besi agar batang terikat kuat sehingga apabila bergeser maka bergeser secara bersama-sama.
3. Perkuatan Struktur Kuda-Kuda dengan Struktur Bangunan
Struktur bangunan menggunakan struktur rangka menerus, Non bearing wall structure/ struktur dinding bukan pemikul. Fungsi dinding sebagai pembatas ruang, bukan fungsi struktur Fungsi kolom (kolom structure) sebagai penyalur beban dari atas (atap) ke pondasi – ke Tanah Fungsi balok ring (ring balk) dan balok sloff sebagai pengikat kolom Fungsi kolom praktis (bila ada) sebagai kolom perkuatan dinding (bukan fungsi struktur) Struktur kuda-kuda kayu juga harus menjadi satu kesatuan dengan struktur rangka bangunan.
Karena rangka bangunan memiliki material yang berbeda dengan struktur atap kayu maka untuk mengikat struktur atap dengan struktur rangka bangunan diperlukan sebuah pengait. Yaitu besi tulangan pada tiap kolom ditautkan melingkar pada bidang yang bersinggungan dengan kayu (gording).
4. Proses Pemilihan Konstruksi Atap Kayu Pada Bangunan Tahan Gempa
Untuk konstruksi bangunan persyaratan teknis yang harus dimiliki banguanan, diantaranya: kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi. Jenis-jenis kayu yang dapat digunakan untuk konstruksi adalah: kayu besi, balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
Biasanya bahan kayu yang sering dipakai untuk konstruksi rangka atap tahan gempa adalah kayu besi dan kayu jati. Konstruksi Atap Kuda-kuda Kayu Pemilihan kuda-kuda sebagai konstruksi atap adalah pada segi pengerjaan yang mudah jika dibandingkan konstruksi atap kasau. Selain itu segi kekuatan struktur, karena semua bagian kuda-kuda diikat dengan plat dan baut maka resiko konstruksi kuda-kuda roboh sangat kecil. Selain itu, cocok apabila menggunakan penutup atap asbes atau sejenisnya karena tidak memakai kasau/usuk.
Pada atap yang roboh biasanya sering terjadi kerusakan pada sambungan kuda-kuda yang tidak cukup kuat, stabil, seimbang dan penggunaan material yang tidak tepat. HaI ini dapat terlihat pada suatu kuda-kuda yang diberi beban. Beban tersebut disalurkan sebagai gaya tekan maupun tarik dalam batang masing-masing, tetapi kuda-kuda berikutnya tidak bisa mendukungnya, dan gaya horizontal tidak bisa diterima pula. Pada kasus ini yang menopang atap adalah dinding dan kolom.
Apabila dinding dan kolom tidak stabil atau terjadi goncangan maka konstruksi kuda-kuda atap akan bergerak sehingga akan terjadi kerusakan pada konstruksinya. Selain itu konstruksi atap akan roboh apabila memiliki kekuatan terhadap gaya horizontal. Seberti gambar berikut ini: Jika konstruksi atap tersebut di perkuat dengan suatu konstruksi rangka batang persegi panjang di tengah atau di bidang atapnya, kuda-kuda ini akan menyebarkan gaya yang dibebani Iebih seragam dan gaya horizontal dapat diterima pula. Dalam hal ini dinding mempunyai tumpuan pada konstruksi kudakuda atap. Apabila dinding bergeser kuda-kuda atap pun ikut bergeser.
5. Metode Teknis Struktur Atap Tahan Gempa
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan untuk
membuat struktur atap yang tahan gempa
adalah membuat seluruh elemen rumah
menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak
lepas atau runtuh akibat gempa. Terutama
pada sambungan konstruksi pondasi,
konstruksi dinding dan konstruksi atapnya.
Dalam hal ini pada konstruksi rangka atapnya
harus diikat ke balok dan kolom sehingga
mengurangi resiko pergeseran apabila terjadi
gempa. Selain itu pada konstruksi atapnya
diberi balok penopang sehingga beban atap
dapat ditopang secara merata.
Pada titik simpul sambungan kayu diberi baut
dan tulangan yang dikaitkan.
Untuk menjaga kestabilan pada konstruksi atap
bangunan tempat tinggal sebaiknya
menggunakan plat pengikat dan sambungan kayu yang diberi baut sehingga menjaga
keseimbangan pada kuda-kudanya.
Diameter baut dan jangkar yang digunakan
minimal 12 mm.
Penutup atap yang digunakan hendaknya dari
bahan yang ringan namun layak digunakan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada rumah tahan gempa, tidak perlu menggunakan material-material yang mahal dan sulit didapat khususnya bagi struktur atap. Penggunaan kuda-kuda kayu sederhana dengan pengerjaan dan pemahaman yang tepat dapat dipastikan memperkecil resiko kerusakan total bangunan akibat gaya lateral yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Beberapa hal yang dapat kita ambil kesimpulan dari analisis diatas antara lain :
- Struktur bangunan harus merupakan struktur non bearing wall dengan struktur rangka yang menjadi satu kesatuan struktur
- Menggunakan rangka kuda-kuda kayu yang saling terkait dengan struktur bangunan akan menjadi salah satu solusi bangunan tahan gempa.
B. SARANPemakaian kuda-kuda kayu sebagai struktur rangka atap kayu rumah tahan gempa masih merupakan solusi yang tepat jika dilihat dari segi ekonomi, kemudahan dan penyesuaian terhadap gaya yang diakibatkan oleh gempa jika dibandingkan dengan material struktur atap lain seperti ; baja, beton maupun bambu.
Harus dipikirkan dari segi kenyamanan,kebutuhan ruang bagi penghuni dan terutama keandalan bangunan terhadap gempa bumi dengan skala yang lebih besar struktur atap pada rumah tahan gempa pada dasarnya sangat sederhana, namun yang perlu diperhatikan adalah hubungan satu kesatuan yang kuat antara konstruksi atap dengan struktur bangunan.