Friday, 14 April 2017

Metode Pelaksanaan Jalan


Ø  DIVISI 1. UMUM
v  Mobilisasi & Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke besecamp. Selain itu pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari situasi  lapangan  dan   melengkapi   persyaratan   yang   sudah ditentukan   dalam bestek, untuk pertama pemasangan plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi pekerjaan,   yaitu   berupa   situasi,   potongan   memanjang,   potongan   melintang,   yang dituangkan   dalam   gambar,   termasuk   gambar   konstruksi,   yang   disesuaikan   dengan lapangan,  dan   disertai   dengan foto   dokumentasi,  juga   gambar-gambar   kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian konstruksi yang kurang jelas harus diperjelas.
Kemudian   perlu   diadakan   koordinasi   dengan   pihak   proyek   beserta   masyarakat setempat (pemuka masyarkat setempat), guna dapat membicarakan masalah-masalah   yang   mungkin   timbul   apabila   pekerjaan   ini   dimulai,   baik menyangkut teknis maupun non teknis.
v  Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan Peningkatan Jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
§  Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan.
§  Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
§  Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
§  Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar.
§  Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas.
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
§  Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik
§  Rambu peringatan
§  Peralatan komunikasi dan lainnya
Tenaga yang terdiri dari:
§  Pekerja
§  Koordinator
§  Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari.

v  Relokasi tiang Telefon dan Utilitas
Relokasi   utilitas   dan   pelayanan   pengaturan   terhadap   fasilitas-fasilitas masyarakat sekitar daerah proyek jalan tersebut. Sehingga tidak terjadinya gangguan atau ketidaknyamanan terhadap warga sekitar. Kontraktor juga melaporkan pekerjaan kepada Telkom. Agar tidak terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan tersebut yang juga dapat merugikan warga daerah sekitar.
Asumsi:
1.      Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu
2.      Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.
Uraian:
1.      Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas
2.      Penentuan material yang akan direlokasi
3.      Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test pit di lokasi yang ditentukan
4.      Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)
5.      Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu
6.      Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi penampungan sementara yang disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.
7.      Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana dan telah disetujui oleh direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan yang ada.
8.      Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi material yang dipakai adalah material yang telah ada.
v  Relokasi tiang listrik yang ada, Tegangan Rendah
Relokasi   utilitas   dan   pelayanan   pengaturan   terhadap   fasilitas-fasilitas masyarakat sekitar daerah proyek jalan tersebut. Sehingga tidak terjadinya gangguan atau ketidaknyamanan terhadap warga sekitar. Kontraktor harus melaporkan pekerjaan kepada PLN. Agar tidak terjadi kerusakan pada fasilitas-fasilitas perusahaan tersebut yang juga dapat merugikan warga daerah sekitar.
Asumsi:
1.      Pekerjaan dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan alat bantu
2.      Lokasi pekerjaan: material/bahan yang dipindah/direlokasi.
Uraian:
1.      Koordinasi dengan pihak pemilik utilitas
2.      Penentuan material yang akan direlokasi
3.      Untuk rencana lokasi pekerjaan yang diperkirakan terdapat utilitas kabel, dilaksanakan test pit di lokasi yang ditentukan
4.      Pekerjaan penyediaan tempat lokasi relokasi (galian dsb.)
5.      Pembongkaran material dari tempat lokasi existing dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu
6.      Material diangkut dan ditempatkan langsung dipasang di tempat relokasi /pada lokasi penampungan sementara yang disediakan. Selama disimpan, material dijaga agar tidak rusak dari kegiatan proyek yang sedang berlangsung.
7.      Pemasangan material pada tempat/lokasi baru yang telah ditentukan dalam gambar rencana dan telah disetujui oleh direksi. Pemasangan ini mengikuti schedule pelaksanaan pekerjan yang ada.
8.      Pelaksanaan pemasangan material seperti pekerjaan pemasangan pada material baru, tapi material yang dipakai adalah material yang telah ada.
Ø  DIVISI 2. DRAINASE
v  Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air / Cuttingan
Pekerjaan tersebut dikerjakan sesuai gambar rencana menggunakan alat mekanis, Excavator, dump truck. Pekerjaan Galian ini dilaksanakan setelah hasil pengukuran dan rekayasa lapangan selesai dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing. Hasil galian diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck ke lokasi yang telah ditentukan
Penggalian, penimbunan tanah (dengan tidak memakai alat maupun memakai alat)  untuk konstruksi drainase dibentuk sedemikian rupa baik bentuk, ukuran dan dimensi dari saluran baru maupun saluran lama  yang disesuaikan dengan gambar kerja dengan memenuhi kelandaian air mengalir bebas tanpa tergenang. Tanah hasil galian dibuang dan diratakan ditempat yang ditunjuk oleh direksi untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang mungkin terjadi. 

v  Pasangan Batu dengan Mortar
Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu dengan ketebalan spesi ± 3 cm dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir.
Bahan – bahan yang dibutuhkan.
§  Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan Direksi).
§  Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.
§  Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan  dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah.
§  Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar
v  Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95-105 cm
Gorong-gorong adalah bangunan pelengkap dari suatu sistem drainase yang dibuat akibat adanya persimpangan antara saluran drainase dengan jalan.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:
1.      Pada lokasi rencana penempatan gorong-gorong  yang  tertutup perkerasan aspal diperlukan Pemotongan permukaan aspal dengan menggunakan Asphalt Cutter.
2.      Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator dan secara manual oleh pekerja dengan  menggunakan peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang diperlukan.
3.      Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
4.      Pada lokasi penggalian perlu dipasang  rambu peringatan agar tidak membahayakan pengguna jalan.
5.      Pembuatan lantai kerja dari beton mutu rendah.
6.      Ketebalan lantai kerja sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
7.      Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang  dan disambung dengan cincin penyambung dari beton.
8.      Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton bertulang seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
9.      Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat Combination Vibratory Roller.
Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dikerjakan tidak langsung secara keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan sisi lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara total.

v  Saluran Berbentuk U Type DS 3
A.      PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pemasangan saluran berbentuk U tipe DS 3 perlu dilaksanakan pekerjaan persiapan terdiri dari :
1.      Survey lokasi dan pengukuran awal.
2.      Koordinasi dengan pihak terkait.
3.      Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4.      Pembuatan rambu lalu-lintas.
5.      Pengaturan akses masuk lokasi pekerjaan.
6.      Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7.      Mobilisasi peralatan.
8.      Pembuatan shop drawing
B.      FABRIKASI BETON
Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton saluran berbentuk U tipe DS 3. Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan.

v  Bahan Porous untuk Bahan Penyaring (filter)
Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) haruslah keras, awet dan bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.
Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dimana penentuannya harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi
Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe) maka pemilihan dan persetujuan atas bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini :
a). D85 (bahan untuk penimbunan kembali)  >  0,2 D (lubang) dan
b). D50 (bahan untuk penimbunan kembali)  >  0,04 D (lubang)
Dimana D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada (c) dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe)
Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali  dapat digunakan untuk arah “hilir” (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, bilamana bahan porous tersebut dibungkus anyaman penyaring (filter) plastik yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari pasir halus yang dipilih sesuai dengan alinea di atas. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring (filter) plastic.
v  Pipa Berlubang Banyak untuk Pekerjaan Drainase Bawah Permukaan
Pipa berlubang banyak (perforated pipe) untuk drainase bawah tanah harus merupakan pipa beton yang berlubang banyak atau PVC yang berlubang banyak atau jenis saluran polyethelyne bergelombang yang berlubang banyak dengan diameter bagian dalam sekitar 10 cm dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan AASHTO M176M/ M17607, M252-07, M278-02 atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pipa yang dipasang sebagai lubang sulingan melewati beton atau tembok pasangan batu atau pasangan batu sebagai pelapisan (lining) harus berdiameter dalam 50 mm dan haruslah PVC atau bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, yang cukup kuat untuk menahan perubahan bentuk selama pelaksanaan dan pengerasan adukan atau beton.
Pipa berlubang banyak (perforated pipe) harus dipasang pada landasan yang disiapkan dan harus diletakkan dengan cermat sesuai dengan alinyemen dan kelandaiannya. Pipa harus disambung tanpa lidah dan alur dengan celah di antaranya 1 - 5 mm. Sambungan harus dibungkus dengan anyaman penyaring (filter) yang disetujui dimana bahan penyaring (filter) ini akan melewatkan air tetapi menahan bahan porous untuk penimbunan kembali. Setengah lingkaran atas setiap sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan pita kertas aspal atau bahan penutup tahan lapuk lainnya. Setiap sambungan harus terkunci di tempat, tetapi tidak direkat, dengan menggunakan sedikit adukan semen yang dipasang pada kedua tepinya.
Setelah pipa telah dipasang, diperiksa dan disetujui, bahan porous harus dipasang dan dipadatkan
Ø  DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
v  Galian Biasa
Meliputi  pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan gambar kerja. Untuk pekerjaan galian tanah menggunakan excavator dan tanah hasil galian di buang atau ditempatkan dengan alat angkut berupa dump truk dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek. Area penggalian sebelumnya dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan.
a.      Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop drawings termasuk di dalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b.      Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.
c.       Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini akan dibuang ke lokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d.      Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan (subgrade) pada lokasi galian tersebut.
v  Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek
v  Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine
Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil bongkaran di muat kedalam dump truk.
§  Dump truk membuang hasil galian keluar lokasi.
§  Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan aspal yang akan di gali,  penggalian dengan menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian  perkerasan dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi.
§  Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
§  Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Analisa Alat yang digunakan :
§  Mesin Cold Milling
§  Dump Truck
§  Pilox/ Cat Warna Putih
§  Alat
v  Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang baik yang memenuhi syarat standar mutu sebagai berikut :
a.      Permukaan bidang timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah ditentukan (sesuai spesifikasi)
b.      Bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar, rumput top soil)
c.       Bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun project manager
d.      Dilakukan test kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk diadakan acuan test kepadatan di lapangan.
e.      Dilakukan trial embankment, sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan nilai kepadatan dari timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan dengan compactor yang dipergunakan).
PERALATAN
§  Bulldozer
§  Compactor
§  Excavator
§  Dump Truck
§  Water Tank
§  Theodolith
§  Waterpass
§  Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain)
URAIAN PROSEDUR
Persiapan:
§  Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam kondisi baik.
§  Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup
§  Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
-          Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (± 20 cm)
-          Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi.
Pelaksanaan Pekerjaan:
§  Pekerjaan Pengukuran
-          Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan (kondisi 0%)
-          Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
-          Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai kondisi 100%
-          Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)
§  Melaksanaan Pekerjaan Timbunan
§  Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan (misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai dengan Design Drawing(Gambar Desain).
§  Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose)
§  Memadatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram dengan air)
§  Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan dengan tenaga kerja khusus.
§  Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan laboratorium
§  Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi permukaan tanah yang ditentukan.
§  Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan tersebut
§  Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
v  Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
 Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1.      Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2.      Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a.  Kondisi cuaca yang memungkinkan
b.  Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c.   Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
3.      Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi  luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
v  Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar. 
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:
•   Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
•   Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
•   Pemadatan  Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibrator roller atau menggunakan Combination Vibrator Roller pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibrator roller.
 




Pemadatan Tanah Dasar
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:
§  Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
§  Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting. 
v  Pemotongan Pohon Pilihan Diameter 15-30 cm
A.      Peralatan yang digunakan
Alat
Tenaga Kerja
Excavator 80-140 HP
Pekerja
Dump truk
Tukang
Can soe / Mesin Pemotong Kayu
Mandor
Alat bantu lainya
Operator







B. Metode pelaksanaan
§  Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan instansi terkait lainnya..
§  Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu, untuk membersihkan akar- akar pohon digunakan excavator sehingga akar pohon tidak tertinggal didalam permukaan tanah.
§  Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck
§  Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas.
§  Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan galian.

Ø  DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
v  Lapis Pondasi Agregat kelas S
Bahan Material Kelas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan Faraksi Agregat Halus (lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.      Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp /stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan. Material dihampar di lokasi keja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan pada yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dari segregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat bantu.
Ø  DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
v  Lapis pondasi Agregat kelas A
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:
1.      Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu.
v  Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Lapis Pondasi Kelas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan di bawah lapis pondasi Kelas A. Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:
1.      Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat Bantu
Ø  DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
v  Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.      Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump Truck dan alat bantu.
v  Lapis Perekat – Aspal Cair
Pekerjaan Lapis Perekat-Aspal cair menggunakan peralatan : Asphalt distributor / Asphalt Sprayer, Compressor dan alat bantu lain yang dibutuhkan.
Urutan kerja :
1. Di tempat pencampuran Asphalt & kerosine dicampur dengan perbandingan (Asphal 80 % : Kerosine 20 % )  atau sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk Direksi Teknik,
2. Hasil pencampuran dimasukkan ke dalam Asphalt distributor /  Asphalt Sprayer,
3. Pada permukaan Perkerasan aspal lama disemprotkan Lapis perekat aspal cair dengan ketebalan/berat sesuai dengan petunjuk Spesifikasi / Direksi Teknik.
v  Laston Lapis Aus (AC – WC)
Campuran beraspal panas dengan Asbuton Lapis Aus (AC-WC AsbP) adalah campuran panas antara Agregat dengan bahan pengikat asphalt keras pen 60 yang campurannya menggunakan asboton butir dengankelas penetrasi 15 (0,1 mm) dan kadar abutmen 20 %, yang dicampur diunit pencampuran Asphalt (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu, dengan ketebalan padat 4 cm.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semua usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujuian material dan campuran di Laboratorium dan hasil percobaan penghamparan dan pemadatan campuran (Trial Mix) yang dibuat diinstansi pencampuran aspal, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam Spesifikasi Teknik, mulai dari pengusulan DMF hingga persetujuan JMF.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.    Wheel Loader memuat dari Stock File ke Hot Bin, kemudian bersama-sama dengan Asphalt Asbuton butir di campur diunit pencampuran asphalt dengan komposisi yang telah disetujui dump truck membawa campuran asphalt panas kelokasi pekerjaan. Campuran dihampar dengan menggunakan Asphalt Finisher, kemudian pemadatan awal oleh Tandem Roller, pemadatan utama oleh Type Roller dan pemadatan akhir kembali dengan Tandem Roller . lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. Selama penghamparan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepid an sambungan hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalu lintas yang lewat.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Asphalt Mixing Plant + Genset, Asphalt Finisher, Tandem Roller, Pneumatic Type Roller, Dump Truck, dan alat bantu.
v  Laston Lapis Antara (AC – BC)
Khusus Pekerjaan Hotmix, ada 5 Item yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan pada saat pelaksanaan Pencampuran yaitu :
1.      Laston lapis Pondasi (HRS-Base) - (Gradasi halus/kasar)
2.      Aspal Keras
3.      Bahan anti pengelupasan
4.      Bahan Pengisi (Filler) Tambahan (Semen)
Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP) adalah Agregat Gradasi Halus/Gradasi Kasar, Aspal, Bahan anti pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler) tambahan berupa semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Urutan Pekerjaan untuk Campuran HRS - Base :
1. Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan dgn Compressor dan dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair, klecuali permukaan Lapis HRS - Base  (L), tinggal diberi Lapis Perrekat Aspal Cair.
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4 cm.
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang ditentuikan oleh Spek,
5. Penggilsan Terakhir dgn Tandem Roller.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas, maka setiap pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu yang dibutuhkan dari 2 arah jalan yang berlawanan.

  v  Laston Lapis Pondasi  (AC-Base)
Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm atau sesuai gambar dan petunjuk direksi. Lapisan ini digunakan sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
§  Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui.
§  Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –Lapis Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
§  Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.
§  Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
§  Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.
§  Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
§  Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi  hamparan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya
v  Laston Lapis Pondasi  Perata AC-Base (L)
Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-Base dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-base tetap stabil lalu dikirim ke lokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat penghampar dan alat-alat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari dump truck, finisher mengampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya telah mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan.
v  Bahan Anti Pengelupasan
Aditif kelekatan dan anti penglupasan di tambahkan kedalam bahan aspal yang ukurannya disetujui Direksi. Jenis aditif haruslah jenis yang disetujui Direksi termasuk persentase aditif yang diperlukan harus dicampurkan kedalam bahan aspal sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya, dan Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan campuran yang homogen harus sesuai petunjuk. Waktu yang digunakan sesuai schedule pelaksanaan terlampir.
Ø  DIVISI 7. STRUKTUR
v  Beton Mutu Sedang fc’30 Mpa untuk Box Cuilvert
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural. Dalam kegiatan ini beton mutu sedang diperuntukkan untuk Box Cuilvert. Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A.      Tahap pelaksanaan:
-          Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
-          Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
-          Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
-          Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
-          Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
-          Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
-          Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
-          Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B.      Tenaga:
-          Pekerja Biasa
-          Tukang
-          Mandor
C.      Bahan:
-          Semen
-          Pasir Beton
-          Agregat Kasar
-          Bekisting
-          Paku
D.     Peralatan:
-          Batching Plant
-          Truck Mixer
-          Conc. Vibrator
-          Water Tanker
-          Alat Bantu
v  Beton Mutu Sedang  fc’20 Mpa
Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
A.      Tahap pelaksanaan:
-          Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
-          Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
-          Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
-          Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
-          Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
-          Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
-          Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
-          Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B.      Tenaga:
-          Pekerja Biasa
-          Tukang
-          Mandor
C.      Bahan:
-          Semen
-          Pasir Beton
-          Agregat Kasar
-          Bekisting
-          Paku
D.     Peralatan:
-          Batching Plant
-          Truck Mixer
-          Conc. Vibrator
-          Water Tanker
-          Alat Bantu
v  Beton Mutu rendah fc’10 Mpa
A.      Tahap pelaksanaan:
-          Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
-          Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer.
-          Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
-          Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan.
-          Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
-          Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus.
-          Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah.
-          Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
B.      Tenaga:
-          Pekerja Biasa
-          Tukang
-          Mandor
C.      Bahan:
-          Semen
-          Pasir Beton
-          Agregat Kasar (Kerikil)
-          Katu Perancah
-          Paku
D.     Peralatan:
-          Conc. Mixer
-          Conc. Vibrator
-          Water Tanker
-          Alat Bantu
v  Baja Tulangan U 24 Polos
Pemakaian Tenaga Kerja        :  Pekerja, Tukang, Mandor 
Pemakaian Bahan                   : Baja Tulangan, Kawat Beton 
Pemakaian Alat                       : Alat Bantu 
Prosedur Pelaksanaan
Pembengkokan : 
§  Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan, bengkokanbengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.  
§  Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok.
            Penempatan dan Pengikatan : 
§  Tulangan ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 
§  Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis  :
a)      Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan Gambar
b)      Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M55 dapat digunakan. 
v  Pasangan Batu
Pemakaian Tenaga Kerja       : Pekerja, Tukang, Mandor 
Pemakaian Bahan                  : Batu Belah, Semen, Pasir 
Pemakaian Alat                      : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu 
Prosedur Pelaksanaan  : 
§  Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
§  Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama. 
§  Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. 
§  Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
§   Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis:
1)  Batu
a)  Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b)  Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2)  Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.
 3)  Drainase Porous
 Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi.
v  Pembongkaran Pasangan Batu
Pekerjaan pembongkaran beton merupakan pekerjaan pembongkaran dengan menggunkan Excavator + Rock Breaker menghancurkan beton. Dump Truck mengangkut material hasil pembongkarankeluar dari lokasi yang aman jauh dari gangguan lalu lintas.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.      Beton yang sudah rusak akan dibongkar/dihancurkan.
2.      Peralatan yang digunakan adalah Excavator + Rockbreker, Dump Truck dan alat bantu
Ø  DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
v  Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
§  Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
§  Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan     ketebalan bervariasi.
§  Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
§  Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
v  Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor
Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang telah rusak. Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan total volume setelah penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan perkerasan jalan hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan pondasi bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
§  Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
§  Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana perbaikan pondasi.
§  Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan bervariasi.
§  Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
§  Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu. 
v  Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka lapisan pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
§  Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuki untuk disetujui
§  Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan dengan Tendem Roller.
§  Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi  hamparan dengan menggunakan alat bantu.

v  Stabilisasi dengan Tanaman
Penanaman Pohon
1.      Tanaman pohon dibeli dari sumber, dan didatangkan ke lokasi pekerjaan.
2.      Lubang tanaman disiapkan dengan ukuran sesuai dengan gambar, lalu setelah selesai tanaman pohon dimasukkan ke lobang yang sudah disiapkan
 v  Marka Jalan Termoplastik
1.      Umum
a.      Uraian
-          Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang,garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas
-          Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan perkerasan lama maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b.      Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
-          Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil pelaksanaan semua bentuk marka jalan yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyelesaikan laporan hasil survei lapangan.
c.       Persyaratan Bahan
-          Cat untuk Marka Jalan Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi berikut ini :
-          Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)
-          Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839-1998
2.      Persyaratan
a.      Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan :
§  Komposisi (analisa dengan berat)
§  Jenis penerapan (panas atau dingin)
§  Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
§  Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
§  Pelapisan yang disarankan
§  Ketahanan terhadap panas
§  Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
§  Umur kemasan (umur dari produk)
§  Batas waktu kadaluarsa
b.      Jadwal Pekerjaan
-          Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan.
-          Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi Pekerjaan akan menerbitkan detil dan lokasi.
-          Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay (pelapisan ulang) tetapi telah diberi marka jalan maka marka jalan tersebut harus diulang setelah pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam batas waktu yang disyaratkan.
3.      Pelaksanaan
a.      Penyiapan Permukaan Perkerasan.
-          Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru
b.      Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
-          Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspense pigmen merata di dalam cat
-          Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan
-          Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan
-          Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C.
-          Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk penggunaannya
-          Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan termoplastik” maupun “termoplastik”
-          Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya
-          Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
-          Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan
-          Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense
v  Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas berupa pemasangan rambu jalan tunggal baru atau penggantian rambu jalan tunggal lama dengan yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran pemantul/cotchlite jenis engineering grade.
Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual / peralatan dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.      Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

v  Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175 (15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1.      Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
2.      Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

v  Patok Kilometer
Patok  Kilometer dipasang pada titik yang sudah ditentukan dan harus terlihat jelas oleh pengguna jalan.
Alat yang dikerahkan:
1.      Dump Truck
2.      Alat bantu
Material:
1.      Beton K-125
2.      Baja Tulangan
3.      Cat dan material lainnya
v  Rel pengaman
Spesifikasi.
Spesifikasi teknisnya mengacu kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1993 Tentang Alat Pengendalian dan Pengaman Pemakai Jalan dan Surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.409/1/1/DRJD/2007 tanggal 15 Januari 2007 perihal petunjuk penyelenggaraan perlengkapan jalan di jalan Nasional.
1.      Ukuran Pagar Pengaman
Lempengan Besi (Beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang, dimana pada ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang melengkun yang bisa disebut terminal end. 
2.      Panjang Lempengan dengan ukuran minimal :
  • Panjang total lempengan    : 4.000-4.330 mm
  • Panjang efektif lempengan : 3.800-4.000 mm
3.      Tiang penyangga (Post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi.
4.      Besi Pengikat (Blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang plat minimal 4,5 mm, panjang 300 mm lebar 180 mm dan ketebalan blocking 4,5 mm yang berfungsi sebagai pengikat antar tiang penyangga dengan lempengan besi (Beam).
Bahan Pagar Pengaman Jalan
1.  Lempengan besi
-          Terbuat dari besi propile design galvanis dengan ketebalan minimal 381 gram/m2
-          Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35,2 kg/mm2 atau 50.000 psi, tegangan tarik tidak kurang dari 49,2 kg/mm2 atau 70.000 psi serta perpanjangan 50 mm dari kurang dari 1,2 %.
-          Lengan lempengan besi (Sleeve Beam) memilki bahan yang sama dengan lempengan besi (Beam)
5.      Post (Tiang Penyangga)
-          Terbuat dari besi atau pipa St. 32 yang digulvanis minimal 381 gram/m2
-          Sifat mekanis tegangan leleh tidak kurang dari 35 kg/mm2 atau tegangan tarik tidak kurang dari 41 kg/mm2 dan panjang tidak kurang dari 1,2%
6.      Besi pengikat (Bracket) adalah berupa baut dan mur diameter 12 mm untuk beam, 14 mm untuk blocking dan 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk menyambung dab melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi.
7.      Semua bahan agar pengaman Jalan terbuat dari besi baja galvanis standar ISO 9002
Warna Pagar Pengaman Jalan:
-          Pagar pengaman Jalan (Post, Blocking Post, Beam) tetap menggunakan warna asli.
-          Pada setiap lempengan / bahan pagar dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya ketentuan:
§  Sebelah kanan arah lalu lintas berwarna merah
§  Sebelah kiri arah lalu lintas berwarna kuning.
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaannya sebagai berikut :
1.       Survey
-          Tahap pertama yang harus dilakukan adalah survey lapangan berdasarkan gambar apakah lokasi tersebut perlu untuk dipasang pagar pengaman atau tidak apabila lokasi tersebut tidk perlu dipasang pagar pengaman maka perlu dilaporkan pengawas untuk dibuatkan gambar baru khususnya lokasi pemasangannya.
-          Dan hasil survey tersebut maka kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing material seperti : Post beam, blocking piece, baut, T end, reflector. Untuk setiap lokasinya dan untuk menentukan base camp tempat menaruh material guardrail.
2.      Pengukuran
Untuk pengukuran harus disesuaikan dengan gambar rencana seperti jarak post, bentuk lengkungan apabila lokasi atau jalan berbelok dan ketinggian pagar pengaman dari permukaan jalan.
3.      Persiapan Material
Menghitung kembali jumlah material yang diperlukan untuk masing-masing lokasi seperti sebagai berikut:
-          Beam
-          Post
-          Blocking Piece
-          Reflektor
-          T. end
-          Mur baut dan Ring
-          Material Cor

4.      Persiapan Peralatan
Sebelum pemasangan dilakukan kita perlu mempersiapkan peralatan agar dalam pelaksanaan tidak ada kenadla yang berarti. Adapun peralatan yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut :
-    Palu seberat kurang lebih 25 kg. 
-    Linggis besar
-    Linggis kecil
-    Blincong
-    Benang / tali
-    Meteran
-    Palu berat 5 kg
-    Peralatan cor
-    Kunci-kunci baut
-    Mesin las
5.      Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan dengan cara, yaitu melakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun kedalamannya serta kelurusannya dengan memakai benang sponengan.
Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul bagian kedalaman kurang lebih 20 cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum dilakukan pengecoran.
Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara memasang baut-baut kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut:
-          Dasar pondasi diurug pasir
-          Memasang bekitsting pada bagian atasnya
-          Menyiram lubang dengan air.
-          Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
-          Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end kemudian mengelas baut-bautnya untuk menghindari pencurian.
v  Mata Kucing
Berikut cara memasang paku marka Mata Kucing
1.      Ruas jalan yang akan dipasang paku jalan dibor terlebih dahulu dengan alat bor khusus dengan kedalaman sesuai dengan ukuran paku jalan yang akan digunakan.
2.      Setelah dibor lalu paku dimasukkan dengan melumurkan lem perekat khusus pada bagian bawah paku dan bagian bawah badan paku.
3.      Selanjutnya paku yang telah dimasukkan didiamkan selama + 15 menit untuk proses pengerasan agar daya lekat lebih bersenyawa pada permukaan jalan.
4.      Jarak pengulanggan pemasangan paku jalan yang dipasang pada marka membujur putus-putus adalah pada titik awal dan akhir marka dengan panjang 3-5 m, sedangkan jarak pengulangan untuk paku marka jalan yang dipasang pada marka utuh adalah setiap 3m.
 v  Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable)
1.      Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapikan space semen pasir diletakan diatas tanah dan atasnya diletakan kerb. Setelah kering sambungan antara kerb diisi dengan adukan semen setelah selesai dan kering belakang kerb ditimbun dengan tanah supaya tidak roboh.
2.      Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
3.      Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar dan Median
4.      Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir.
5.      Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.

v  Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median
1.      Perkerasan Blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir.
2.      Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan yang di tentukan direksi.
 Ø  DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN
Uraian:
Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi pekerjaan yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam daftar kualitas dari Divisi 1 sampai Divisi 8) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintakan oleh direksi pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya.
1.      Pelaksanaan pekerjaan harian
-    Perintah pekerjaan harian
a.      Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh direksi pekerjaan
b.      Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana harga satuan pekerjaan harian sudah dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran gambar dan dokumen kontrak yang telah direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan akan menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari pekerjaan yang diperintahkan.
c.       Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan terlebih dahulu atas harga satuan pekerjaan arian yang baru atau tambahan, maka perintah ini akan dirujuk silang ke,  dan akan disertai dengan variasi (Pekerjaan tambah/kurang) mencakup harga satuan baru atau tambahan yang disetujui.
d.      Direksi pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal perintah pekerja harian untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
2.      Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut pekerjaan harian harus dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja yang disahkan pada harga satuan untuk sebagai jenis pekerja yang dimasukkan dalam daftar dan kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi untuk biaya-biaya berikut ini:
a.      Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam “Peraturan Tenaga Kerja Indonesia”
b.      Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan
c.       Biaya transportasi ked an dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan.
d.      Seuruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan
e.      Laba
Ø  DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
v  Pemeliharaan Rutin Perkerasan
1.      Perkerasan Berpenutup Aspal
Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang rusak, retak halus yang mencakup lebih dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak lebar yang memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya yang dianggap oleh Direksi Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural perkerasan yang tidak dipandang sebagai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan harus diukur dan dibayar menurut Seksi-seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya.
2.      Perkerasan Tanpa Penutup Aspal
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting (corrugation), dan perataan ringan dengan "grader" untuk mendistribusi kembali bahan yang lepas.
Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat dengan pengkerikilan kembali selain perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus diukur dan dibayar sesuai dengan bahan yang digunakan.
v  Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin.
Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.
v  Pemeliharaan Rutin Selokan, Selokan Air, Galian dan Timbunan
Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan. Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir.
Selama periode hujan lebat, Penyedia Jasa harus menyediakan regu pemeliharaan yang akan berpatroli di lapangan dan mencatat setiap sistem drainase yang kurang berfungsi akibat penyumbatan atau karena hal lain. Setiap kelainan pada drainase dicatat pada saat tersebut, seperti luapan air, kekurangan kapasitas, erosi, alinyemen struktur drainase yang kurang tepat atau rancangan lainnya yang kurang cocok, harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, dan Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan perintah yang sesuai dengan langkah yang harus diambil.
Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk timbunan dan galian harus mencakup pemotongan rumput, semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah lebih dari 5 cm dan/atau sudah berumur 2 minggu sejak pemotongan terakhir, mana yang lebih dulu tercapai, untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang atau tikungan selama Periode Pelaksanaan fisik. Pekerjaan memotong tersebut harus tersisakan tidak lebih tinggi dari 5 cm. Pekerjaan lain yang mencakup perbaikan lereng yang tidak stabil, pekerjaan pengembalian kondisi atau perbaikan drainase yang bersangkutan dan stabilitas dengan tanaman harus dilaksanakan dan dibayar menurut ketentuan.
v  Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan
Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah
v  Pemeliharaan Rutin Jembatan
Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pemeriksaan secara teratur dan pelaporan semua kondisi komponen utama dari struktur maupun pembersihan saluran dan lubang drainase, pembersihan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi, perletakan dan komponen logam lain yang peka terhadap karat dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah sedimen atau endapan yang diakibatkan oleh banjir pada saluran air. Perbaikan, pengembalian kondisi dan penggantian beton, komponen baja atau kayu yang rusak pada struktur jembatan, pengecatan kembali fbaja struktur atau baja lainnya atau struktur kayu, penggantian bahan pada lantai struktur, dan perbaikan dan pengembalian kondisi setiap lapisan aspal di atas lantai struktur yang rusak tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan seperti itu harus dibayar menurut Seksi lain yang berkaitan dari Spesifikasi.
Di daerah bangunan atas jembatan dan bangunan bawah jembatan, operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan;
Semua tanaman yang berjuntai harus dipotong secukupnya dan sampahnya dibuang dengan rapi;
1.      Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok sayap harus bebas dari sampah-sampah yang menyumbatnya.
2.      Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas dari sampah, kotoran dan air.
3.      Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses pelapukan;
4.      Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan mempercepat proses korosi.
5.      Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan, dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-retak.
6.      Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan yang lewat.
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup semua kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim.

2 comments: